Berbeda dengan amonia,ureum sendiri tidak menyebabkan toksisitas pada SSP. Kemungkinan terdapat penyebab yang multifaktor, termasuk peningkatan permeabilitas sawar darah-otak terhadap zat toksik seperti asam organic dan peningkatan kandungan fosfat dalam otak serta fosfat dalam obat ampuh diabetes melitus.
Abnormalitas osmolaritas turut terlibat dalam keadaan koma dan kejang yang disebabkan oleh beberapa kelainan medis sistemik,termasuk ketoasidosis diabetik, keadaan hiperosmoler non ketotik dan hiponatremia. Volume air otak memiliki korelasi yang paling erat dengan tingkat kesadaran pada keadaan hiponatremik-hipoosmoler, tetapi faktor-faktor lain mungkin ikut berperan pula. Kadar natrium di bawah 115 mmol/L akan disertai dengan koma dan konvulsi menurut kecepatan terjadinya hiponatremia. Osmolaritas serum umumnya berada di atas 350 mosmol/L pada koma hiperosmoler.
Hiperkapnia menimbulkan penurunan tingkat kesadaran yang sebanding dengan tekanan PCO2 dalam darah dan akutnya awitan.Hubungan antara asidosis cairan serebrospinal dan intensitas gejala telah diketahui. Patofisiologi bentuk-bentuk ensefalopati metabolic lainnya seperti hiperkalsemia, hipotiroidisme, defisiensi vitamin B12 dan enzim hipotermia belum dipahami dengan lengkap tetapi semua keadaan ini mungkin mencerminkan gangguan biokimia SSP.
Obat depresan SSR anestesi dan beberapa toksin endogena dapat menimbulkan korna dengan menekan baik RAS maupun korteks serebri. Karena alasan ini, kombinasi tanda kortikal dengan tanda batang otak terjadi pada overdosis obat dan keadaan koma metabolic lainnya yang menghasilkan diagnosis kerusakan struktural batang otak yang nyata.
Meskipun semua gangguan metabolik mengubah elektrofisiologi, gangguan aktivitas elektris otak yang paling sering ditemukan dalam klinis praktis adalah epilepsi. Pelepasan muatan listrik yang kontinyu dan menyeluruh dari kortek serebri akan disertai dengan keadaan koma yang bahkan terjadi tanpa adanya aktivitas elektrik motorikepileptik. Koma yang timbul setelah kejang (keadaan pascaiktal) dapat disebabkan oleh kehabisan metabolit energi atau terjadi sekunder akibat molekul-molekul yang bersifat toksik setempat serta dihasilkan selama serangan kejang: Kepulihan dari keadaan non responsif pascaiktal akan terjadi kalau keseimbangan metabolik neuron dikembalikan. Keadaan pascaiktal akan menimbulkan pola pelambatan secara menyeluruh aktivitas background EEG yang serupa dengan yang terlihat pada ensefalopati metabolik.
Abnormalitas osmolaritas turut terlibat dalam keadaan koma dan kejang yang disebabkan oleh beberapa kelainan medis sistemik,termasuk ketoasidosis diabetik, keadaan hiperosmoler non ketotik dan hiponatremia. Volume air otak memiliki korelasi yang paling erat dengan tingkat kesadaran pada keadaan hiponatremik-hipoosmoler, tetapi faktor-faktor lain mungkin ikut berperan pula. Kadar natrium di bawah 115 mmol/L akan disertai dengan koma dan konvulsi menurut kecepatan terjadinya hiponatremia. Osmolaritas serum umumnya berada di atas 350 mosmol/L pada koma hiperosmoler.
Hiperkapnia menimbulkan penurunan tingkat kesadaran yang sebanding dengan tekanan PCO2 dalam darah dan akutnya awitan.Hubungan antara asidosis cairan serebrospinal dan intensitas gejala telah diketahui. Patofisiologi bentuk-bentuk ensefalopati metabolic lainnya seperti hiperkalsemia, hipotiroidisme, defisiensi vitamin B12 dan enzim hipotermia belum dipahami dengan lengkap tetapi semua keadaan ini mungkin mencerminkan gangguan biokimia SSP.
Obat depresan SSR anestesi dan beberapa toksin endogena dapat menimbulkan korna dengan menekan baik RAS maupun korteks serebri. Karena alasan ini, kombinasi tanda kortikal dengan tanda batang otak terjadi pada overdosis obat dan keadaan koma metabolic lainnya yang menghasilkan diagnosis kerusakan struktural batang otak yang nyata.
Meskipun semua gangguan metabolik mengubah elektrofisiologi, gangguan aktivitas elektris otak yang paling sering ditemukan dalam klinis praktis adalah epilepsi. Pelepasan muatan listrik yang kontinyu dan menyeluruh dari kortek serebri akan disertai dengan keadaan koma yang bahkan terjadi tanpa adanya aktivitas elektrik motorikepileptik. Koma yang timbul setelah kejang (keadaan pascaiktal) dapat disebabkan oleh kehabisan metabolit energi atau terjadi sekunder akibat molekul-molekul yang bersifat toksik setempat serta dihasilkan selama serangan kejang: Kepulihan dari keadaan non responsif pascaiktal akan terjadi kalau keseimbangan metabolik neuron dikembalikan. Keadaan pascaiktal akan menimbulkan pola pelambatan secara menyeluruh aktivitas background EEG yang serupa dengan yang terlihat pada ensefalopati metabolik.